UA-64095463-1

Babak Penentuan dalam Supersemar

Runtuhnya Orde Baru mengisyartakan terbukanya kran demokrasi yang setelah sekian lama mampat. Membuka jalan bagi banyak kalangan untuk dengan senang hati menelusuri kontroversi surat satu ini. Seperti pernyataan salah satu tokoh Soekarnois sekaligus PNI yang meninggal di Jakarta, 25 Juni 2004 silam ini.

“Supersemar itu bukan penyerahan kekuasaan. Namanya saja surat Perintah kepada Soeharto untuk mengatasi keamanan dan melaporkan kepada Presiden. Tapi enggak lapor, malah diubah sendiri. DPR MPR diubah, orang-orang PNI dan PKI dibuang, kemudian diisi orang-orangya untuk mengangkat menjadi presiden.”- Nyonya Supeni

Pembubaran PKI oleh Soeharto juga membuat kaget sejumlah tokoh politik ketika itu, termasuk Bung Karno. Menurut Laksda Sri Mulyono Herlambang, membubarkan partai merupakan hak preriogatif Presiden. Lebih lanjut mantan Panglima AU itu berkata“ dibuatlah teguran dari Pak Karno ke Pak Harto yang tangal 13 Maret itu. Isinya supaya Pak Harto kembali kepada jiwa SP 11 Maret.”

Hal serupa juga dikemukakan Mayjen Mursyid (deputi I Panglima AD pad masa A. Yani yang akhirnya menjadi Duta Besar RI di Filipina):

“Kalian boleh berpendapat begitu. Tapi saya tidak ikuti pikiran kalian. Saya tetap berpegang bahwa 1 Oktober kudetanya. Formalnya tanggal 1 Oktober kudetanya. Formalnya tanggal 11 Maret dengan Supersemar, yang dikureksi oleh BK (bung Karno) pada tanggal 13 Maret. Dengan kata lain, tanggal 1 Oktober merupakan langkah-langkah ke arah tanggal 11 Maret itu. Itulah sebabnya Soeharto, ia ambil kekuasaan dengan paksa”- tegas Soekarnois yang juga pernah dituding sebagai PKI oleh Soeharto ini.
Kembali ke "Jejak Suksesi'67"

Babak Penentuan dalam Supersemar Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment