Pada 30 Oktober 1965 terdapat briefing dari Komandan Batalyon Dan Yon 530, Mayor Bambang Soepono kepada seluruh Dan Yon. Adapun intinya, Ibu Kota Jakarta dan Pangti ABRI dalam keadaan gawat, juga ada kelompok dari ABRI yang menamakan dirinya Dewan Jendral akan melakukan kudeta. Namun hal itu dibantah oleh Jendral A. Yani dan Soeharto selaku Pangkostrad.
Sebenarnya isu Dewan Jendral tersebut sudah lama tercium oleh batalyon Kawal Istana Cakrabirawa (sekarang Paspampres) hingga Presiden, namun Jendral A. Yani menerangkan kepada Bung Karno bahwa itu tidak benar. Baik A. Yani dan Soeharto mengatakan hal yang sama: Dewan Jendral hanya dibentuk untuk penilaian terhadap kolonel yang akan naik pangkat.
Namun, gelagat para terduga Dewan Jendral pada persiapan HUT ABRI memberi kesan negatif bagi Cakrabirawa. Hal itu diperkuat dengan didatangkanya Pasukan Raiders Linud 530 Kodam Brawijaya dari Jawa Timur; Batalyon Linud 424 Kodam Diponegoro Jawa Tengah; Yon Kujang Kodam Siliwangi 330/328 oleh Dewan Jendral.
Atas telegram Soeharto selaku Panglima Kostrad, pasukan itu datang ke Jakarta secara bergelombang sejak 26 September, lengkap dengan peluru cadangan serta fasilitas darurat perang lainya. Semua itu bagi Cakrabirawa merupakan alih-alih guna menumbangkan kekuasaan. Pasalnya, HUT ABRI dengan fasilitas peluru cadangan dan skala prajurit sebesar itu bukan sesuatu yang lumrah. Hingga akhirnya, merebaknya isu kudeta tersebut membuat Pak Lemina mengungsikan Presiden dengan meninggalkan Halim.
Lalu bagaimana dengan PKI? Sumber-sumber sejarah selepas Orde Baru banyak yang menyatakan bahwa PKI tidak mungkin melakukan kudeta. Diperkuat dengan skala masa dan keunggulan politik, yang tentu saja berpotensi besar untuk memimpin Indonesia setelah Soekarno meletakkan jabatanya. “Anehnya, justru ketika G 30 S/PKI meletus, Soeharto malah menuduh gerakan itu dilakukan oleh PKI.” Tegas Dr. Soebandrio, Menteri Luar Negeri dan Wakil Perdana Menteri di masa Soekarno.
“Kemudian setelah terjadi peristiwa G 30 S/PKI, ternyata benar, bahwa apa yang saya namakan Dewan Jendral benar-benar telah menggulingkan pemerintahan di bawah Pimpinan Presiden Soekarno. Kemudian Presiden Soekarno dicopot dari jabatanya, dan terus ditahan sampai beliau meninggal dalam tahanan. Fakta sejarah telah membuktikan sipapun tidak bisa memungkiri kenyataan ini.” Kol-Latief
Lanjutkan Baca "Manipulasi Kesehatan BungKarno"
Komunis itu jk blm berkuasa adalah JAGO TIPU rakyat jelata miskin (Petani+Buruh). Ketika berkuasa jd diktator. Fakta, baca sejarah Komunis di Russia dan Cina. Jd hny org buta sejarah dan tdk bs berfikir sehat yg blg PKi tdk mau berontak.
ReplyDelete