Ternyata kolonialisasi Belanda pada masa silam mewarisi ragam
kepercayaan mistis yang menjadi “estafet” hingga kini. Salah satu kepercayaan
tersebut adalah Friday the 13th, merupakan
kepercayaan masyarakat Eropa kuno yang menjadi cikal bakal mistisnya malam
Jumat Kliwon di Indonesia. Dalam kepercayaan Eropa kuno, tanggal 13 hari Jumat
di bulan apapun adalah hari penuh kesialan. Lalu apa hubunganya hari Jumat dan
tanggal 13?
Beberapa teori sejarah mengatakan alasan bangsa Eropa menjadikan kedua
hal di atas keramat ternyata berasal dari kepercayaan umat Kristiani: bahwa nomor
13 merupakan nomor kursi yang diduduki Yudas Iskariot pada malam perjamuan
terakhir, dan ia menjual Yesus pada jam 13.00. Adapun hari Jumat memiliki citra
buruk karena Yesus wafat pada hari Jumat. Alasan lainya bahwa Air Bah pada masa
Nuh dan Bait Allah Salomo hancur pada hari tersebut. Adam dan Hawa pertama kali
berdosa pun pada hari Jumat.
Kepercayaan yang berkembang di Eropa itu kelak kemudian hari sampai ke
nenek moyang kita melalui imperialisme Belanda. Dipercayai kemistisanya tanpa
komprehensifitas-historis nya. Namun ada mitos lain seputar malam Jumat Kliwon.
Hal ini terkait dengan tradisi puasa masyarakat
Yogyakarta yang berlangsung selama 40 hari-yang puncak puasanya berakhir pada
hari keramat tersebut.
Jika dikaji secara ilmiah, Thomas Gilovich mngatakan “hal itu
dikarenakan otak manusia yang hampir terlalu bagus untuk membuat sebuah
pemahaman yang bisa berdampak baik dan buruk” jelas kepala departemen psikologi
Universitas Cornell itu. Lebih lanjut, dikutip dari sebuah blog : "Jika sesuatu hal buruk terjadi padamu di hari Jumat tanggal 13, maka itu
bisa terus berkaitan pada pemikiranmu. Dan semua hari-hari lancar yang terjadi
pada tanggal 13 hari Jumat sebelumnya akan diabaikan." – Gilovich.
0 comments:
Post a Comment