Mendengar nama Iran dan Irak, ingatan
kita mungkin tertuju pada Saddam Hussein dan Khomeini. Jika anda menyukai
sejarah peradaban kuno di dunia, mungkin juga akan tertuju pada Mesopotamia dan
Persia. Memang, peperangan antara kedua kerajaan besar kuno tersebut seringkali
dikaitkan dengan sengketa Irak-Iran 35 tahun silam.
Disamping itu, Timur
Tengah merupakan kawasan dengan eksploitasi minyak bumi terbesar di dunia. Hal tersebut
menyebabkan negara-negara barat khusunya Uni Soviet dan Amerika ingin menguasai
wilayah tersebut layaknya freeport. Maka campur tangan imperialisme barat dalam
perang Irak-Iran pun tidak terhindarkan.
1.
Meskipun
Iran merupakan negara yang terkenal anti dengan Amerika, nyatanya
pesawat
tempur Iran merupakan produksi Amerika.
Bukan hanya pesawat, setelah perekonomian
Iran tercekik saat perang, Iran memiliki ketergantungan tinggi pada Amerika
dalam hal militer. Hal tersebut terlihat dengan sikap Iran yang menggantungkan sekitar
80% kebutuhan militernya pada Amerika. Bahkan tak segan-segan, Iran
mendatangkan penasihat-penasihat ahli Amerika dalam hal pengoperasian alat-alat
perang buatan negeri Paman Sam tersebut.
2. Tidak sedikit pejuang Iran merupakan
warga Irak.
Sebagian warga Irak memiliki orientasi
yang berbeda dalam menilai agama dengan Saddam Hussein. Walaupun itu lumrah
terjadi dalam negara manapun, namun saddam Hussein dinilai gagal dalam
menanamkan rasa patriotisme kepada rakyat Irak.
“kami ke Iran untuk
membantu negeri ini meghancurkan rezim Saddam Hussein”. Lebih lanjut, salah
satu di antara orang Irak mengatakan “... Islam adalah universal, tak
membeda-bedakan bangsa. Semua orang Islam adalah bersaudara dan oleh karenanya
tak boleh saling memerangi. Nabi Muhammad sendiri pada masa hidupnya mempunyai
pembantu-pembantu setia dari berbagai bangsa yang berbeda: Iran, Assyria, dan
lain lain. Bilal bukanlah seorang Arab. Tapi Saddam Hussein orang kafir, musuh
Islam, karena itu harus dihancurkan”. (Perang Irak-Perang Iran, 1981).
3.
Komunisme
Iran
Layaknya PKI di Indonesia, Partai Komunis
Iran: Tudeh, merupakan salah satu partai besar di Iran. Partai yang berlatar Marxisme
ini juga menyekolahkan anggota-anggotanya di luar negeri, salah satunya di
Roma, Italia. Awal gerakan dan pemikiran komunisme di Iran dimulai sebelum
tahun Revolusi Rusia tahun 1917. Banyak orang Iran, Rusia, Azeri, juga Armenia
dipekerjakan di ladang minyak baku negara beruang merah tersebut. Para pekerja Iran
ini memainkan peranan yang signifikan dalam awal perkembangan Partai Komunis di
Iran.
4. Penjaga Timur Tengah
Iran pernah mendapat julukan oleh
negara-negara Timur Tengah karena agresifitasnya dari zaman Shah. Ambisi Shah
yang ingin Iran menjadi negara paling maju di kawasan Timur tengah menyebabkan
mereka berhaluam imperialis. Tak segan-segan,
tentara Shah berhasil menyabotase Selat Ormuz sebagai satelit kontrol di Teluk
Persia. Julukan tersebut masih sering terdengar sampai masa perang Irak-Iran.
5.
Uni
Soviet di balik Irak?
Seorang penasihat politik bekas Presiden
Carter berkata: “Irak yang mulai perang ini. Hal ini mereka lakukan sebagai
jawaban terhadap provokasi yang tak
henti hentinya terhadap khomeinidan sahabat-sahabatnya. Tapi dengan melakukan
petualangan ini, Irak telah tak sadar menjadi alat politik Uni Soviet di bagian
dunia itu”. Diketahui Uni soviet juga menampatkan 6 divisi militer di perbatasan
negara Irak dengan Iran sejak bulan april 1980. Persenjataan Irak pun 75%
berasal dari Uni Soviet
6.
Perang
terpanjang Abad 20
Perang yang juga dikenal sebagai Perang
Teluk Persia I ini berlangsung dari
tahun 1980-1988. Merupakan konflik
bersenjata yang ke-127 (pada masa itu) serta perang terpanjang abad 20,
melebihi Perang dunia I (4 tahun) dan perang dunia II (5 tahun).
7. Hilangnya kepercayaan terhadap
tokoh-tokoh agama Iran.
Masyarakat Iran menilai bahwa para tokoh
agama yang dulu anti politik kepemerintahan justru berbalik 100%. Seorang Iran
berkata: “Susahnya, tokoh-tokoh agama lebih mengenal kejahatan individu
daripada kejahatan yang melembaga, mereka akan menghukum orang-orang yang minum
alkohol, minum obat bius, penyelewengan dalam hal pria-wanita, punya hubungan
dengan rezim lama, dan lain sebagainya. Tapi bukan kejahatan-kejahatan yang
dilakukan oleh organisasi plitik yang berkuasadalam cara penyelewengan uang,
main kayu terhadap musuh-musuh politiknya, dan sebagainya..” (perang Irak-Perang
Iran, 1981).
Lebih lanjut, Nasir
Tamara (Perang Iran-Irak,1981) menjelaskan “Orang-orang yang sombong terutama
mereka yang bergelat Sayed, biasanya bersorban hitam, karena mereka keturunan
langsung dari Nabi Muhammad. Bagi mereka sifat revolusi Iran adalah Islam;
tanpa pusing-pusing mempertanyakan Islam yang mana? Interpretasi apa yang
dipakai dalam menjalankan ajarn-ajaran Nabi Muhammad.”
‘Bagi kaum elitis,
setiap undang-undang yang dibuat mereka adalah undang-undang Tuhan; sebab waktu
membuatnya mereka memakai hukum Islam. Logika ini medorong sikap bahwa mereka
tidak bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan, ketidakadilan, akibat dari
undang-undang yang mereka buat. Setiap kritik adalah kriktik terhadap Tuhan. Apabila
ada rakyat yang mengkritik pemimpin-pemimpin agama, sering ditafsirkan sebagai
mengkritik Tuhan. Alasanya, sebab pemimpin-pemimpin agama ditunjuk sebagai
wakil Tuhan. Dengan kata lain, para oposisi adalah mereka yang tidak patuh
beragama, buktinya mereka tidak mau menuruti perintah tokoh-tokoh agama yang
berkuasa” kata seorang simpatisan bani Sadr yang juga taat beragama.
Rujukan : Perang
Iran-Perang Irak - Nasir Tamara & Agnes Samsuri, 1981.
analisa yang menarik
ReplyDeleteIrak lebih siap perang dibanding Iran, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com
ReplyDelete