Konsistensi Logan
dalam penggunaan nama Indonesia dalam artikel-artikel ilmiahnya membuat kalangan
etnologi dan geografi pun turut mengikuti. Bahkan Adolf Bastian, guru besar etnologi Universitas Berlin menerbitkan
buku “Indonesien oder die Inseln des Malayischen
Archipel” sebanyak lima volume dar hasil penelitiannya selama ke tanah air pada
1864-1880. Buku inilah yang mempopulerkan istilah Indonesia di kalangan sarjana
Belanda hingga meluas ke Eropa.
Pemrakarsa politik etis baik di Belanda maupun Hindia
Belanda pada awal abad 20 pun sudah mulai menggunakan istilah Indonesia. Bahkan
organisasi Indische Vereeniging di Belanda mengubah nama menjadi Indonesische Vereeniging
saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra pada September
1922. Kemudian empat tahun berikutnya, ketika Mohammad Hatta menjadi ketua
Indonesische Vereeniging, nama Indonesia semakin matang dikalangan pejuang
nasionalisme tanah air.
“Negara
Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat)
mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat
menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia
menyatakan suatu tujuan politik, karena melambangkan dan mencita-citakan suatu
tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia
(Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya”. - M. Hatta
Hal itu tampak pada penggunaan nama tersebut
dalam tiga organisasi pertama tanah air; Indonesische Studie Club pada 1924
yang diprakarsai Dr. Soetomo, pada tahun yang sama Perserikatan Komunis Hindia
berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Nationaal Indonesische
Padvinderij (Natipij) pada 1925. Nama Indonesia pun pernah dilegitimasi oleh generasi
pemuda 28 Oktober ’28 dalam naskah pergolakan nasionalisme (Sumpah Pemuda).
Akhirnya, sebutan Indonesia yang awalnya dipilih James Richardson
Logan untuk tanah air tersebut digunakan hingga kini. Bahkan ia tak pernah menyangka
hal tersebut.
Baca juga “Ketika Indonesia di ujung pena Logan”
0 comments:
Post a Comment