UA-64095463-1

Ditemukan kota Biblikal : Babhedra dan Numeira



“Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan petir, keluarnya gas alam serta lautan api. Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik (berupa gempa) yang telah lama tertidur sepanjang patahan.” -Werner Keller
Bagi Anda yang beragama Samawi tentu kota Sodom dan Gomorrah melekat di benak anda. Peradaban zaman perunggu tersebut ada berabad-abad sebelum Musa memimpin Exodus. Pernyataan tentang ilmuwan di atas - yang pernah meneliti Sodom dan Gomora - menggambarkan betapa dahsyatnya bencana geologis di kota tersebut. Lebih lanjut ia menyatakan “Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewatai daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorrah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman (Laut Mati)”.

Lalu dimanakah letak Sodom dan Gomorrah?
Beberapa penelitian arkeologis dan geologis menemukan bukti reruntuhan Sodom dan Gomora terletak di tepi tenggara Laut Mati. Dua kota yang dalam dunia arkeologi disebut Babhedra (Sodom) dan Numeira (Gomora) itu pernah diteliti oleh Graham Harris dan Frederick Clapp. Mereka mendapatkan kesimpulan bahwa situsnya terletak tepat pada titik bertemunya dua lempengan patahan kerak bumi yang bergerak berlawanan arah.
Masih menurut Harris dan Beardow, patahan tersebut merupakan left lateral strike-slip fault; bermula dari tepi Gunung Taurus, memanjang ke pantai selatan Laut Mati dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan terus melintasi Laut Merah, hingga berakhir di Afrika. Penduduk Soddom juga diduga berdagang aspal yang tersedia di wilayah tersebut. Zat hitam lengket ini di masa lalu digunakan sebagai pelapis tahan air pada perahu dan perekat bebatuan pada bangunan.

Bukti arkeologis 
Mike Finnegan, forensik antropologis asal AS menemukan tiga kerangka manusia berusia 2300 SM di selatan Laut Mati. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa mereka mati dalam kondisi hancur. Selain itu, terdapat juga puing-puing kota tua dan peradaban yang diperkirakan dari zaman perunggu. Kota ini tertimbun lapisan dan tumpukan batu, serta lapisan abu arang yang menandakan ada kebakaran hebat yang pernah terjadi. Salah satu kemungkinannya mereka mati dijatuhi reruntuhan batu akibat gempa.

Bagaimana bencana itu terjadi dengan skala yang dahsyat?
Bencana tersebut merupakan kombinasi antara erupsi gunung yang meletuskan halit, anhidrit, batu-batuan, lumpur, aspal, bitumen, dan belerang. Dijelaskan di atas bahwa letak kedua kota tersebut tepat pada titik bertemunya dua lempengan patahan kerak bumi. Jika dua lempengan kerak bumi tersebut bergeser maka akan menimbulkan gempa dahsyat yang diikuti dengan tsunami. Hal tersebut juga biasa diikuti dengan letusan lava/lahar panas dari perut bumi.
Di selatan Laut Mati, para ilmuwan juga menemukan bitumen (serupa dengan aspal). Material tersebut mengandung kadar belerang tinggi, jika ditekan oleh gempa maka mempunyai potesnsi keluar melalui garis patahan. Daerah patahan memang sering menimbulkan gempa, bahkan menurut ahli geologi Israel, Shmuel Marco, diperkirakan ada enam kali gempa dengan skala paling rendah 6 SR di selatan Laut Mati.

Pemodelan oleh peneliti
Peneliti dari Cambridge University, Haigh dan Madabushi (2002) pernah meneliti skema gempa yang menimpa kota biblikal tersebut dalam ”Dynamic Centrifuge Modelling of the Destruction of Sodom and Gomorrah”. Mereka membuat pemodelan dua kota terebut di laboratorium, lengkap dengan kondisi geologi di sekitar Laut Mati. Hasilnya ketika model diguncang gempa dengan skala tertentu, likuifaksi memang terjadi, bangunan tenggelam masuk ke dalam tanah. Hal tersebut seperti yang tertulis pada kitab-kitab suci Samawi. 

Ditemukan kota Biblikal : Babhedra dan Numeira Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment