UA-64095463-1

Holocaust, Kontroversi Penggunaan Istilah



Saat ini, istilah Holocoust didefiniskan sebagai pembunuhan masal (genocide) secara sistematis terhadap orang Yahudi Eropa yang dilakukan Nazi selama perang dunia II.  Namun secara etimologis, Holocoust, Ha’shoah (Yahudi), Khurb atau Halokaust (bahasa Yiddi), Porajmos (bahasa Romania), Calopalenie atau Zaglada (keduanya dalam bahasa Polandia), adalah nama-nama yang digunakan untuk mendeskripsikan genocide (pemusnahan suatu kelompok bangsa secara teratur). Dari kedua definisi di atas, maka kita akan melihat perbedaan penggunaan istilah tersebut.

Jika anda berpendapat bahwa definisi holocaust adalah seperti pada kalimat pertama paragraf di atas, mungkin saja benar, atau bisa saja salah. Memang, sampai hari ini, penggunaan istilah holocaust masih menuai kontroversi di kalangan sejarawan. Stephane Downing dalam bukunya “Holocaust, Fakta atau fiksi?”: “Apakah Holocaust hanya berkenaan dengan korban-korban orang Yahudi, atau semua kelompok yang menjadi target Nazi, atau hanya beberapa subset dari kelompok-kelompok tersebut”. Lalu seberapa pentingkah penggunaan istilah ini?  


Mari kita kutip definisi dari bebarapa pakar sejarah dari wikipedia, bahwa “definisi holocaust harus meliputi pula genosida Nazi terhadap jutaan orang dalam kelompok lain selain Yahudi, di antaranya orang Rom, komunis, tawanan perang Soviet, warga Polandia dan Soviet, homoseksual, orang cacat, Saksi Yehuwa dan musuh politik dan keagamaan lainnya, yang menjadi korban terlepas apakah mereka berasal dari etnis Jerman atau bukan.”

Berikut identifikasi korban genocide rezim Hitler pada masa Perang Dunia II menurut Stephane Downing:
·         Perkiraan 5 hingga 6 juta orang Yahudi, termasuk 3 juta orang Yahudi Polandia
·         1,8 - 1,9 juta orang kristen Polandia lainya (non-Yahudi) diperkirakan termasuk earga-warga sipil yang dibunuh karena agresi dan pendudukan Nazi, namun tidak termasuk sebab militer atas agresi Nazi atau korban-korban dari pendudukan Soviet di Polandia Timur dan deportasi ke Asia Tengah dan Siberia
·         200.000 - 800.000 orang Roma dan Sinti (gipsi)
·         200.000 – 300.000 orang-orang cacat
·         80.000 – 200.000 kaum Freemason
·         100.000 kaum komunis
·         10.000 – 25.000 pria-pria homoseksual
·         2.500-5000 saksi-saksi Yehova

Kenyataanya, kebanyakan masyarakat global saat ini mendefinisikan holocoust sebagai bentuk pembantaian etnis Yahudi (saja) oleh Nazi pada masa perang Dunia II. Jika demikan, maka keseluruhan korban holocoust berjumlah 5-6 juta jiwa saja. Namun jika mengikuti para pakar sejarawan yang dirangkum wikipedia di atas, maka keseluruhan korban dapat mencapai 11 juta jiwa. Sampai saat inipun, seperti dijabarkan di atas, para sejarawan belum mampu melegitimasi definisi holocoust itu sendiri. Oleh sebab itu, jika kita berbicara dengan menggunakan istilah ini, maka akan benar-benar menentukan jumlah korban.

Namun daripada itu, ternyata kontroversial penggunaan istilah holocaust tak luput dari propaganda golongan tertentu. Itulah sebabnya mengapa sejarahwan belum mampu melegitimasi penggunaan istilah ini, atau bahkan mungkin terlibat langsung sebagai kaki-tangan propaganda tertentu (Silahkan lanjut ke "Dari Perdebatan Istilahhingga Revisionerisme")

Sumber: Wikipedia, Holocaust Fakta atau fiksi? - Stephane Downing

Holocaust, Kontroversi Penggunaan Istilah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment