Akhir-akhir
ini merebak kabar beras palsu asal China. China memang terkenal
sebagai produsen barang tiruan kelas wahid, mulai dari produk otomotif, elektronik, dan
juga makanan. Kabarnya selain beras, terdapat bebarapa macam produk konsumsi
yang dipalsukan oleh bebarapa pengusaha negeri tirai bambu tersebut; susu,
daging babi, kambing dan sapi, telur ayam, mie dan bihun, dan minuman berjenis
anggur. Bahkan beberapa diantaranya ada yang pernah beredar di Indonesia.
Masalah tersebut tentu merusak citra Cina dalam kepercayaan bilateral terutama
dalam hal perdagangan ekspor Cina.
Hubungan bilateral
antara Cina dan Indonesia sudah terjalin sejak era Soekarno, bahkan lebih lama
dari itu. Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 18-25 April 1955
dihadiri oleh perdana menteri china ketika itu, Zhou Enlai. prinsip-prinsip
lima hidup berdampingan dalam damai dan saling menghormati dibesarkan oleh Cina dalam
KAA dan disponsori bersama-sama dengan pemerintah India, Myanmar,
memenangkan dukungan dari para peserta.
Cerita silat pernah
menjadi kisah yang banyak di baca oleh masyarakat Indonesia dari era orde lama
hingga baru, bahkan menginspirasi pengarang-pengarang cerita kolosal di
Indonesia. Ekspor-impor di bidang industri, Indonesia merupakan importir hasil-hasil
industri ringan, tidak hanya mengimpor tapi Indonesia juga mengekspor
bahan-bahan mentah ke Cina. Sudah sangat jelas bahwa aspek ekonomi
merupakan aspek yang sangat signifikan dalam hubungan Indonesia dengan
negara Cina.
0 comments:
Post a Comment