UA-64095463-1

Syekh Siti Jenar dalam Pendekatan Teologis

Kajian manusia terhadap segala sesuatu mengenai agama berbeda-beda. Berbicara tentang teologi tentu bukan bersifat spiritual, melainkan untuk kepentingan ilmiah. Teologi mengkaji tafsir manusia terhadap Tuhan dan kitabNya yang majemuk secara rasional. Kemajemukan tafsir manusia terhadap Tuhan dan Kitabnya tersebut menciptakan varian sekte di dalam agama. Konsep itulah yang menarik dikaji oleh para teolog, begitu pula konsep tentang Manunggaling Kawula Gusti yang kontroversial hingga saat ini.

Dikutip dari wikipedia bahwa ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syekh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, apa yang disebut umum sebagai kematian, justru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi olehnya. Lebih lanjut Syekh Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi.

Konsep di atas dikenal dengan sufisme dan para teolog menyebutnya mistisme: merupakan kepercayaan bahwa dalam kehidupan ini orang dapat mengalami kesatuan transendental dengan yang adikodrati, dengan melalui meditasi dan pengalaman spirtual lainya. Namun hal tersebut menjadi pertentangan bagi kaum tertentu, bahkan dikatakan sesatan dan kufur. Dikutip dari salah satu blog bahwa “Allah merupakan Tuhan yang Maha Esa, dan manusia yang menyembah kepadaNya dan menjalankan salat untukNya. Jadi perbedaan yang nyata antara  manusia yang diciptakan dan pencipta. Bukan manunggaling kawulo gusti yang menyatakan penyatuan antara Allah dan mahlukNya” tegasnya.

Sejarah mencatat, pengalaman spiritual manusia menjadikan hal yang paling prinsipil bagi pelaku spiritual tersebut. Ribuan orang pernah terasing, teraniaya bahkan terbunuh karena perbedaan konsep keTuhananya seperti Arius dalam sejarah Kristen (yang ajaranya disebut Arianisme), hingga Al Hallaj yang ajaranya mirip denga Syekh Siti Jenar. Lebih lanjut, masih dikutip dari wikipedia dalam pupuhnya,“Syekh Siti Jenar merasa malu apabila harus memperdebatkan masalah agama. Alasannya sederhana, yaitu dalam agama apa pun, setiap pemeluknya sebenarnya menyembah zat Yang Maha Kuasa, hanya saja masing-masing menyembah dengan menyebut nama yang berbeda dan menjalankan ajaran dengan cara yang belum tentu sama.”

Kembali ke Teori Cacing



Syekh Siti Jenar dalam Pendekatan Teologis Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment